لا إله إلا الله محمد رسول الله

Kamis, 16 Juni 2011

Nabi Isa as. Tidak Disalib dan Tidak Wafat!

Kitab Al-Quran telah dengan tegas menyebutkan bahwa mereka tidak pernah membnuh nabi Isa, bahkan tidak pernah menyalibnya. Yang mereka bunuh atau mereka salib itu adalah orang yang lain yang diserupakan dengan wajah nabi Isa 'alaihissalam.
Dan sebagai umat Qurani, kita seharusnya tersinggung dengan sikap yang dilakukan oleh saudara kita yang nasrani. Karena mereka telah melakukan kebohongan yang teramat fatal, dengan mengatakan bahwa mereka telah membunuh atau menyalibnya.
Apalagi sampai ada cerita Nabi Isa berjalan di jalan dengan kawat berduri, memanggul kayu salib, ditambahi dengan cerita penebusan dosa. Tentu saja semua cerita itu jelas bertentangan dengan kebenaran hakiki, baik menurut para ahli sejarah apalagi menurut Quran.
Di dalam Al-Quran, jelas-jelas disebutkan bahwa nabi Isa tidak pernah disalib oleh siapa pun. Dan juga beliau tidak pernah dibunuh.
dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah ", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. (QS. An-Nisa': 157)
Ayat ini mengisyaratkan dengan tanpa ditutupi, bahwa semua itu hanya merupakan kebohongan, khayalan, imajinasi dan cerita nenek moyang yang tidak jelas asal-usulnya. Setidaknya tidak pernah terdapat jalur riwayat sanad yang shahih yang bisa dijadikan sandaran tentang kisah-kisah itu.
Kalau kita bandingkan dengan ilmu kritik hadits di dalam agama kita, riwayat tentang penyaliban nabi Isa itu ibarat hadits yang dhaif jiddan (lemah banget), para perawinya bergelar akdzabunnas (manusia paling dusta) yang tidak akan pernah lolos dari seleksi al-jarhu watta'dil. Bahkan sanadnya tidak nyambung, alian munqathi' atau pun juga mursal.
Bahkan menurut para ahli hadits lainnya sudah bisa dikategorikan hadits maudhu' (palsu). Dan dalam agama Islam, hadits palsu sudah pasti tertolak mentah-mentah, jangankan dipakai, dilirik pun tidak.
Tapi sayangnya, karena saudara kita yang beragama nasrani itu memang tidak punya sistem kritik hadits seperti yang kita punya, makanya cerita-cerita dari berbagai versi habis memporak-porandakan sejarah agama mereka, bahkan sampai ke wilayah yang paling mendasar, yaitu masalah aqidah.
Maka setiap tahun ketika saudara-saudara kita memperingati hari wafat Isa almasih, kita sebagai muslim akan berbangga, karena kita punya ilmu kritik hadits. Sehingga semua kisah, cerita atau periwayatan yang tidak jelas pertanggung-jawabnnya, tidak akan pernah bisa masuk ke dalam ajaran agama Islam.
Dan ilmu kritik hadits ini sudah membuktikan kepiawaiannya selama 14 abad ini untuk menjaga kemurnian agama ini dari beragam cerita hayal yang tidak jelas ujung pangkalnya. Dan tragesi ketidak-jelasan sumber adalah tragedi terbesar yang menimpa dua agama samawi, nasrani dan yahudi.
Namun sebagai muslim, kita tetap wajib menghormati apa yang menjadi keyakinan mereka. Kita dilarang mengganggu apalagimenghalagi apa yang mereka lakukan. Namun yang namanya diskusi, dialog dan studi sejarah bukan berarti harus berhenti.
Setidaknya kita akan bilang bahwa silahkan saja anda membuat beragam versi cerita, tapi saran kami agar agama Anda tidak ditinggalkan oleh pemeluknya, cobalah buat cerita yang punya pertanggung-jawaban ilmiyah. Sebab semakin jujur kita terhadap sejarah, maka akan semakin membuat orang yakin dengan kebenaran agama kita.
Sebaliknya, semakin kita tidak punya perhatian terhadap keaslian sejarah, maka orang-orang akan semakin meninggalkan apa yang kita dakwahi.


Lalu Siapa Yang Disalib

Al-Quran tidak secara tegas menyebutkan siapa yang disalib. Yang ditegaskan Al-Quran adalah bahwa yang disalib itu bukan nabi Isa 'alaihissalam. Al-Quran menegaskan bahwa beliau telah diangkat ke sisi-Nya.
TetapiAllah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa': 158)
Maka ada berbagai riwayat tentang siapakah orang yang disalib itu. Sebagian riwayat mengatakan bahwa yang disalib adalah murid nabi Isa yang paling mirip dengan beliau. Murid-murid beliau yangdiriwayatkan berjumlah hanya 12 orang ini berebut untuk menjadi martir, mengaku sebagai nabi Isa untuk melindungi guru mereka.
Tapi dalam riwayat yang lain, yang disalib adalah seorang yang bernama Yudas Iskariot, seorang yahudi yang diserupakan oleh Allah SWT menjadi mirip nabi Isa.
Dan ada sekian banyak versi lainnya. Tapi lepas dari mana yang benar, yang pasti yang disalib atau dibunuh itu bukan nabi Isa 'alaihissalam. Sehingga kepercayaan tentang penebusan dosa yang memang tidak dikenal dalam semua risalah agama samawi, jelas-jelas tidak menemukan relevansinya.
Kepercayaan tentang penebusan dosa itu datang dari kepercayaan kuno bangsa Eropa, ketika agama ini kemudian dibawa ke sana. Atau dimasukkan oleh Paulus yang memang terlalu banyak mengubah agama ini menjadi sebuah agama baru, yang nyaris 100% terlepas dari esensi agama aslinya yang Allah turunkan.
Bahkan seorang Micheal Hart yang bukan muslim sekali pun dengan tegas menyebutkan bahwa Paul (Paulus?) itulah sebenarnya pendiri agama Kristen dewasa ini, dan bukan nabi Isa. Karena esensi paling mendasar dari agama itu di hari ini, sudah tidak ada lagi yang sama dengan yang dibawa oleh nabi Isa.
Dalam bukunya 100: A Ranking of the Most Influental Person in History, Michael Hart menuliskan:
"Pengaruh Paul dalam perkembangan Agama Nasrani dapat diukur dari tiga hal. Pertama, sukses besarnya dalam penyebaran agama. Kedua, tulisan-tulisannya yang menyusun bagian-bagian penting Perjanjian Baru. Ketiga, peranannya dalam hal pengembangan teologi Kristen.
Dari 27 buku Perjanjian Baru, tak kurang 14 dihubungkan dengan jasa Paul. Meskipun ilmuwan modern berpendapat 4 atau 5 buku dari 14 itu ditulis oleh orang lain, namun tak diragukan lagi bahwa Paul-lah orang terpenting secara pribadi menulis Perjanjian Baru.
Pengaruh Paul di bidang teologi Kristen betul-betul tak terperikan besarnya. Ide-idenya termasuk hal-hal sebagai berikut: Isa tidak cuma nabi yang mengesankan tapi juga suci. Isa wafat demi dosa-dosa kita dan penderitaannya dapat membebaskan kita. Manusia tidak bisa melepaskan diri dari dosa-dosa hanya dengan mencoba melaksanakan perintah-perintah yang tertera dalam Injil, tapi hanya bisa dengan jalan menerima Isa sepenuh jiwa.
Sebaliknya, apabila manusia menerima dan percaya Isa, segala dosa-dosanya akan dimaafkan. Paul juga menjelaskan doktrin-doktrinnya mengenai ihwal dosa (lihat Romans 5: 12:19)."
Di dalam halaman lainnya, Micheal Hart menambahkan:
"Paul, lebih dari orang-orang lainnya, bertanggung jawab terhadap peralihan Agama Nasrani dari sekte Yahudi menjadi agama besar dunia. Ide sentralnya tentang kesucian Isa dan pengakuan berdasar kepercayaan semata tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang abad-abad berikutnya."
Jadi, mari kita bangun dialog dan diskusi yang lebih ilmiyah, bukan sekedar iman secara buta, tetapi iman yang melek dengan realitas sejarah.

Surah an nisa Ayat 156-158

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَىٰ مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
 
Arti :»(156). Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
Tafsir »  156. (Dan karena kekafiran mereka) buat kedua kalinya yakni terhadap Isa, dan ba diulang-ulang menyebutkannya untuk memisah di antaranya dengan tempat mengathafkannya (dan tuduhan mereka terhadap Maryam berupa kedustaan besar) di mana mereka menuduhnya berbuat zina. 
 
 
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚوَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚوَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
 
Arti :»(157). dan karena ucapan mereka:" Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Tafsir »  157. (Serta karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri ("Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih Isa putra Maryam utusan Allah") yakni menurut dugaan dan pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu (padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya tetapi diserupakan bagi mereka dengan Isa) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri. (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) maksudnya pada Isa (sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata, "Mukanya seperti muka Isa, tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan dia!" Dan kata sebagian pula, "Memang dia itu Isa!" (mereka tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu (keyakinan kecuali mengikuti persangkaan belaka) disebut sebagai istitsna munqathi'; artinya mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka (mereka tidak yakin telah membunuh Isa) menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu. 
 
 
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚوَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
 
Arti :»(158). Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tafsir »  158. (Tetapi Allah telah mengangkatnya kepada-Nya dan Allah Maha Tangguh) dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya.

TAK ADA PERINTAH YESUS ( NABI ISA ALAHI SALAM ) BERIBADAH PADA HARI MINGGU

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatu…….

Melakukkan ritual ibadah wajib secara terus-menerus tanpa dalil atau perintah dari Allah, merupakan ibadah yang sia-sia. Padahal apa yang diperintahkan itu akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT. Oleh sebab itu wajarlah jika kita tinjau kembali, apakah yang kita lakukan selama ini punya dalil atau dasar yang kuat dari kitab suci kita.
atau hanya berdasar dari perintah manusia biasa atau pendapat dari para pemimpin agamanya. yang kemudian mereka mewajibkan kepada para pengikutnya untuk melakukannya.
Kalau hal seperti itu yang terjadi, kemudian diikuti oleh para pengikutnya, maka itu berarti yang kita ikuti adalah ajaran manusia bukan ajaran Allah.
Contohnya, beribadah atau masuk gereja pada hari minggu, ternyata tidak ada satu dalilpun di dalam Alkitab yang menyuruh beribadah atau menjadikan hari Minggu sebagai hari yang harus dipelihara disucikan atau dikuduskan.
Sebenarnya, jika umat Kristen benar2 mau mengikuti firman Allah dalam Alkitab, maka hari peribadatan itu adalah hari SABAT (sabtu) bukan hari minggu! Hari inilah ( Sabat ) yang ada dalilnya didalam A;kitab (Bibel), bahkan perintah perintah untuk memelihara, menjaga dan menguduskannya. Dia (Allah) yang menyerahkan kepada Nabi Musa as. untuk disampaikan atau diajarkan kepada kaumnya. dalam Firmannya :
Kel 31;12-14
(12) Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: (13) katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabatku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun temurun sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan yang menguduskan kamu.
(14) Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu siapa yang melanggar kekudusan hari sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkandari anatara bangsanya.
Yang lebih menariknya lagi yaitu ternyata seumur hidupnya Nabi Isa as. (Yesus) tidak pernah menguduskan hari minggu. Seumur hidupnya Nabi Isa as. (Yesus) selalu menguduskan hari Sabat, dan setiap Beliau as. mengajar selalu hari sabat.
Lukas 4;16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaannya pada Hari Sabat (sabtu) ia masuk kerumah Ibadat lalu berdiri hendak membacakan dari Alkitab.
dan masih banyak lagi ayat2 yg menerangkan tentang hari Sabat:
Markus 1;21
Markus 6;2
Lukas 4;16
Lukas 4;31
Lukas 6;6
Lukas 13;10
Janji Allah yg menguduskan hari Sabat Yesaya 58;13-14
Ternyata Hari Minggu adalah hari yang diperintahkan oleh pemuka agama Kristen karena dianggap penting sebab Nabi Isa as (Yesus) bangkit pada hari Minggu padahal tidak ada dalil di dalam Alkitab yang menguduskan hari Minggu.
Sedangkan dalam agama Islam yang punya hari tersendiri untuk beribadat pada hari jum’at terdapat dalilnya yaitu dalam Al Qur’an ( QS 62 Al Jumu’ah : 9)
Hai orang-orang yang beriman, apabuila diseru untuk sholat pada hari jum’at, maka hendaklah kamu bersegera untuk mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Demikianlah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.
kesimpulannya:
Hari Sabtu ada dalil di Alkitab
Hari jum’at ada dalil di Al Qur’an
Hari Minggu tidak ada dalilnya….???

Selasa, 14 Juni 2011

Fakta hari Sabat

Pengkudusan hari Sabat dalam ajaran kristen itu hari apa? Sabtu atau Minggu?

Banyak umat kristen sekarang menjatuhkan hari sabat pada hari minggu, padahal hari sabat itu jatuh pada hari sabtu menurut penanggalan Yahudi. Saya pernah bertanya kepada suatu blog yang menjelaskan mengapa hari sabat jatuh pada hari minggu. Lalu pemilik blog menjawab " kami memilih hari minggu karena kami mengikuti di gereja-gereja yang melakukan ibadah pada hari minggu ( hari sabat )".
Mengapa hari sabat jatuh pada hari minggu pada zaman sekarang ini? Apa karena mereka mengikuti penanggalan Gregorian? padahal Penanggalan Gregorian baru diperkenalkan pada tahun 1582. kemudian orang Scotlandia menyetujui penanggalan Gregorian baru pada tahun 1600-an. Jerman, Denmark dan Swedia baru menerimanya pada tahun 1700-an. Apalagi Inggris menerimanya baru pada tahun 1752. ini berarti bahwa penanggalan Gregorian baru dikenal sekitar 300-400 tahun yang lalu. Sementara informasi Alkitab, bahwa hari pertama “hari Minggu” sudah ribuan tahun. 

Jadi hari apa yang kalian percaya? Hari sabtu atau Minggu?

3 surat yang di turunkan ALLAH SWT tentang Yesus ( Nabi Isa as )


Allah swt membicarakan tentang kisah berakhirnya Nabi Isa as bersama kaumnya didalam tiga surat, yaitu : 
إِذْ قَالَ اللّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Artinya : “(ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari ". (QS. Al Imran 55)
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا ﴿١٥٧﴾ بَل رَّفَعَهُ اللّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا ﴿١٥٨﴾
Artinya : “dan karena Ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa : 157 – 158)
فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artinya : “Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (QS. Al Maidah : 116 – 117)
Kata-kata "إنى متوفيك"didalam surat Ali Imram dan kata-kata "فلما توفيتنى" didalam surat Al Maidah memberikan pengertian bahwa Nabi isa as telah mati dikarenakan kata tawaffa terdapat didalam Al Qur’an berarti mati sehingga makna inilah yang dipakai didalam ungkapan tentangnya, sebagaimana kata tawaffaitu didalam makna bahasanya berarti menggenggam dan mengambil. Dengan demikian makna "إنى متوفيك" dan  "فلما توفيتنى" berarti “Sesungguhnya aku menggenggammu dari bumi”, sebagaimana dikatakan,”tawaffaitu min fulan maalii alaihi” artinya aku telah memegangnya. Kemudian yatawaffa juga berarti tidur, sebagaimana firman Allah swt didalam surat al An’am :
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُّسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : “dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Al An’am : 60)
Didalam ayat itu yatawaffa bermakna tidur, sebagaimana penggunaan kata yab’atsu untuk kebangkitan di kehidupan lain setelah kematian di dunia, artinya dibangunkan dari tidur karena itu kemungkinan yang dimaksud dengan kata إنى متوفيك dan فلما توفيتنى bisa berarti tidur sebagai pengganti dari kematian sebagaimana disebutkan diatas.
Adapun ta’wil dari kata ورافعك إلى didalam surat Ali Imran dan يل رفعه الله إليه didalam surat An Nisaa telah ditafsirkan oleh para ahli tafsir bahwa Allah swt mengangkat Isa as ke langit sedangkan kata terkahir يل رفعه الله إليه adalah sebagai informasi tentang kenyataan apa yang dijanjikan Allah kepadanya didalam surat Ali Imran didalam perkataannya إنى متوفيك ورافعك إلى
Didalam Al Qur’an kata raf’u (mengangkat) digunakan untuk sesuatu yang bersifat fisik dan juga non fisik (maknawi). Apabila kata yang dimaksudkan itu adalah pengangkatan yang bersifat fisik maka ini bisa diterima dikarenakan diselamatkannya Isa as dari musuh-musuhnya adalah penyelamatan terhadap ruh dan jasadnya. Dengan demikian pengangkatan yang bersifat fisik yaitu kematian dalam arti sebenarnya atau dalam arti tidur lebih didahulukan dikarenakan pengangkatannya dalam keadaan hidup seperti kehidupan pada umumnya di dunia adalah suatu siksaan baginya, sebagaimana ditunjukkan oleh kenyataan ilmiah bahwa manusia semakin naik ke langit maka ia akan semakin merasa sesak di dadanya dikarenakan sedikitnya oksigen di udara dan juga sebagai pembuktian dari kebenaran firman Allah swt :
يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء
Artinya : “Niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS. Al An’am : 125)